Tuesday, June 13, 2017

Kisah Burung Kecil

          Awan hitam menghalangi hangatnya sinar mentari. Rintik-rintik air hujan turun membasahi teras depan sangkarku. Aku adalah seekor burung kecil yang berada dalam sangkar, dan tak pernah tahu bagaimana kondisi dunia luar itu seperti apa. Aku hanya dapat melihat dari dalam sangkarku.

            Sesekali aku ingin terbang keluar hanya untuk mengetahui sedikit saja tentang dunia luar, namun aku takut tidak dapat kembali lagi. Sampai pada suatu hari, aku mendapati pintu sangkarku yang sedang terbuka. Dengan sangat bergegas aku terbang keluar sangkar dengan penuh rasa ketakutan, takut akan kejahatan yang belum pernah aku ketahui sebelumnya. Disepanjang perjalanan, aku melihat banyak sekali bunga yang bermekaran ditaman. Aku terkejut, betapa indahnya dunia, namun megapa baru sekarang aku mengetahuinya. Aku hinggap di sepucuk bunga yang sedang mekar, mengambil sedikit nektar untuk mengisi perutku yang kosong. Aku terkejut, betapa enaknya itu. Selama ini aku hanya makn dari pakan instan yang diberikan oleh pemilikku.

         Setelah itu aku kembali melanjutkan perjalananku, hingga sampailah aku dipemukiman manusia. Akupun mencari pohon besar untuk aku hinggapi. Dari atas ketinggian aku melihat beberapa manusia yang sedang bermain dengan seekor anjing peliharaannya. Aku melihat anjing itu sangat senang diajak bermain oleh pemiliknya, sama seperti aku yang dirawat dengan baik oleh pemilikku. Akupun kembali melanjutkan perjalananku, hingga aku sampai di sebuah kebun yang rindang dan banyak pepohonan. Aku kembali lapar, namun tidak menjumpai satupun pohon berbunga.

           Sampai akhirnya aku terkejut!! Peluru dari senapan angin hampir saja melubangi sayapku. Spontan akupun terbang dengan sangat cepatnya menghindari sekelompok manusia yang ingin memburuku. Dengan penuh ketakutan, aku bersembunyi di dedaunan yang lebat. Beberapa saat kemudian para pemburu pergi meninggalkan daerah tempatku bersembunyi. Akupun perlahan terbang pergi menjauhi para pemburu itu. Hingga akhirnya aku menghampiri beberapa anak laki-laki yang sedang berjalan membawa ketapel. Tiba-tiba mereka membidik, dan melempariku dengan batu kerikil. Salah satu batunya mengenai kepalaku hingga berdarah. Aku terus terbang menghindar namun tetap saja aku dilempari batu. Mereka terus mengejarku karena aku terbang terlalu rendah.

          Sampai akhirnya aku terjatuh dalam padang ilalang, aku bersembunyi diantara rerumputan yang tinggi. Mereka terus mencari-cariku, aku semakin takut bukan main, aku berfikir apakah ini akhir dari kisah hidupku. Namun takdir berkata lain, mereka tidak menemukan keberadaanku dan kembali pulang. Perlahan-lahan aku terbang dengan kepala bercucuran darah. Rasa menyesal telah meningglkan sangkar terlintas dipikiranku. Aku terus terbang mencari dimana rumah pemilikku. Aku tersesat, kepanasan, dan kehujanan. Dengan luka dikepala, aku terus bersabar dan terus terbang mencari arah.

          Hingga akhirnya, pemilikku menemukan aku yang telah terjatuh di rerumputan taman dekat rumahnya. Dia mengambilku dengan penuh kasih sayang dan merawat luka dikepalaku. Aku bersyukur bisa kembali pulang, namun aa beberapa pelajaran penting yang dapat aku ambil, yaitu jangan pernah menyerah seberat apapun rintangan yang kamu hadapi diluar sana. Jangan pernah menyerah kepada mereka yang ingin membuatmu jatuh, demi kepentingan mereka sendiri, tunjukkan bahwa kamu mampu melawan rasa takutmu dan dapat menjadi lebih baik lagi.

2 comments:

  1. Bagus nih, buat orang orang yg mudah nyerah.. Eheheh

    ReplyDelete
  2. hehe.. terimakasih telah membaca.. silahkan baca artikel saya yang lainnya.. :)

    ReplyDelete