Friday, September 21, 2012

Prosedur Penanganan Keadaan Darurat

Penanganan keadaan darurat dimaksudkan sebagai pemberian bantuan
secara sementara sebelum memperoleh perawatan medis dari seorang
ahli yang berwenang. Pertolongan ini juga dimaksudkan untuk memberi
kan ketenangan pada korban, mengurangi rasa takut dan kegelisahan,
dan mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya yang lebih serius.
Ketepatan tindakan pertolongan pertama sangat mempengaruhi
penyembuhan, cepatnya penyembuhan bahkan dapat menyelamatkan
jiwa korban.
Pertolongan pada perawatan kecantikan ini berhubungan dengan
kasus renjatan (shock), luka dan perdarahan, asfiksia, dan keracunan.

1. Renjatan (shock)
Renjatan (shock) adalah keadaan payah peredaran darah yang
ditandai dengan nadi yang lemah dan cepat, pernapasan yang cepat
dan dangkal, perasaan takut dan gelisah, rasa haus dan lemah, kulit
yang dingin dan pucat, serta kesadaran yang menurun sehingga
penderita mengacuhkan keadaan sekelilingnya.
Untuk mengatasi renjatan, segera lakukan tindakan berikut :
a) Korban diletakkan terlentang, kepala lebih rendah dari pada kaki.
b) Seluruh tubuh diselimuti untuk melawan kehilangan panas tubuh.
c) Jika korban masih sadar dan dapat dapat menelan, segera beri
minuman hangat yang tidak beralkohol, missal the hangat manis.
d) Jika korban pingsan, usahakan agar segera siuman dengan
menyurungkan uap amoniak di bawah hidungnya.

2. Luka dan Perdarahan
Umumnya tiap luka menimbulkan perdarahan. Perdarahan itu dapat
terjadi ke luar atau ke dalam rongga-rongga badan.
Perdarahan ke luar, diatasi dengan :
a) Pembalut tekanan. Luka ditekan erat-erat dengan kain kasa steril
atau dengan sapu tanagan yang baru diseterika; perdarahan dari
vena dan perdarahan ringan dapat segera dihentikan.
Perdarahan pada anggota badan (lengan dan tungkai) dapat
berhenti lebih cepat lagi dengan meletakkan anggota abadan
yang bersangkutan ke atas.
b) Jika dengan pembalut tekanan setelah 5 menit, perdarahan
belum berhenti, usahakan mengatasi perdarahan dengan
menekan arteri di tempat pembuluh itu melintasi tulang pada
tempat terdekat dari luka ke arah jantung. Selekas perdarahan
berhenti. Diberi pembalut tekanan, lalu tekanan pada arteri
berangsur-angsur dihentikan.
c) Memakai tuniket (jerat yang diputar), jika perdarahan pada
lengan atau kaki tidak dapat dihentikan dengan cara-cara yang
telah dijelaskan di atas.
Perdarahan ke dalam, dapat terjadi karena cedera atau karena
penyakit pada alat-alat tubuh, seperti paru-paru, lambung, hati, limpa,
atau usus. Darah dapat mengisi rongga-rongga badan atau masuk ke
dalam rongga alat-alat dalam. Pada hal terakhir, darah dapat keluar
sewaktu penderita batuk, muntah, atau sewaktu buang air besar. Hal
demikian dapat menimbilkan terjadinya renjatan (shock). Upaya
penanganannya, secepat mungkin minta pertolongan dokter.

3. Asfiksia
Asfiksia dapat terjadi karena hambatan penyeluran udara pernapasan
dari luar (cekikan, jerat pada gantung diri, dan tenggelam), atau
karena penyumbatan saluran pernapasan oleh benda asing di dalam
tenggorok, batang tenggorok, atau cabang tenggorok.
Pada asfiksia karena sebab-sebab dari luar, penyebabnya
segera dijauhkan dari penderita. Jika pernapasan telah berhenti,
segera lakukan pernapasan buatan. Pada korban asfiksia karena
tenggelam, segera beri bantuan pernapasan buatan, jangan
membuang waktu dengan usaha-usaha untuk mengeluarkan air dari
badannya. Jika asfiksia disebabkan kemasukan benda asing ke
dalam saluran pernapasan, maka jorban dianjurkan membungkuk
atau diletakkan telungkup dengan kepala dan bahu ke luar dari
tempat tidur, kemudian pukul-pukul pada bagian punggungnya,
diantara kedua tulang belikat. Jika benda asing tidak juga keluar,
segera minta bantuan medis dan bila perlu selama dalam perjalanan
dikerjakan pernapasan buatan.

4. Keracunan
Pada keracunan melalui mulut diperlukan tindakan segera, karena
makin lama racun terdapat di lambung, maka racun akan menyebar
ke dalam darah yang dapat menimbulkan pusing, muntah-muntah,
sakit perut, kejang-kejang, terkadang mencret bahkan pingsan.
Sambil menunggu pertolongan dokter, upayakan untuk melarutkan
racun dan mengeluarkan nya dari lambung dengan menyebabkan
muntah, kecuali jika racun yang tertelah itu adalah asam atau alkali
keras.
Beberapa cara untuk menyebabkan korban muntah, yaitu :
1) korban diberi minum larutan air garam panas (1 sdt garam dapur
dalam 1 gelas air panas), 2) korban diberi air sabun (sepotong sabun
yang dilarutkan dalam segelas air panas), 3) korban dikilik
kerongkongannya dengan jari telunjuk untuk membangkitkan refleks
muntah.
Korban harus tetap dijaga supaya suhu badannya tidak
menurun (ditutupi selimut tebal). Jika pernapasannya terhenti, segera
lakukan pernapasan buatan. Jika racun dapat dikeluarkan, korban
diberi air minum segelas susu atau putih telur mentah (dari 2-5 butir
telur dicampur dengan sedikit air).

Tindakan-tindakan khusus dalam perawatan kecantikan
1. Luka Bakar
Atas dasar berat ringannya akibat luka bakar terhadap tubuh, luka
bakar digolongkan menjadi :
a. Luka bakar paling ringan dan hanya menyebabkan kemerahan
(eritema) kulit, rasa panas, sakit dan bengkak sedikit.
b. Luka bakar dengan gejala dan keluhan seperti luka bakar ringan
ditambah dengan terjadinya gelembung-gelembung atau lepuh,
tetapi kulit tidak mengalami kerusakan pada seluruh ketebalannya.
c. Luka kulit terbakar dan hangus pada seluruh ketebalannya,
terkadang menjadi arang (karbonisasi), bahkan mungkin alat-alat
lebih dalam seperti otot dan tulang yang turut hangus.
Tindakan umum pada luka bakar diarahkan untuk mengurangi
rasa sakit, mencegah terjadinya infeksi, mencegah atau mengatasi
kehilangan air berlebihan dari tubuh (dehidrasi), dan pada luka bakar
yang berat atau luas mencegah terjadinya renjatan.

a. Luka Bakar Karena Panas Api, Matahari atau Uap Air Panas
Pada luka bakar ringan dan tidak luas, segera direndam atau
dikompres air dingin (air es). Usahakan agar air kompresan
tetap dingin dengan selalu menggantinya. Tindakan ini dilanjutkan
sampai rasa sakit berkurang atau hilang. Hindari pemakaian
salep, mentega, minyak, atau vaselin terutama pada luka bakar
yang cukup parah. Seringkali zat-zat demikian harus dihilangkan
dulu, karena akan menghambat perawatan yang tepat dan bisa
menimbulkan rasa sakit.
Luka bakar ringan dan luka bakar berlepuh setelah
direndam air dingin, cukup ditutup dengan kain kasa steril. Lepuh
tidak boleh dipecahkan atau dikempiskan, karena tindakan
demikian memungkinkan terjadinya infeksi, kecuali bila lepuh
tersebut mengganggu terlaksananya fungsi-fungsi tertentu. Dalam
hal ini lepuh dapat ditusuk dengan kain kasa steril yang
mengandung betadine. Pada luka bakar paling parah, perhatikan
tindakan yang dilakukan jangan sampai menyebabkan infeksi.

b. Luka bakar karena zat-zat kimia
Luka bakar demikian biasanya disebabkan oleh asam keras atau
basa keras. Kulit yang terkena, langsung disirami dengan air
bersih sebanyak-banyaknya untuk melarutkan dan menghilangkan
zat kimia sebagai penyebabnya. Setelah itu tindakan
pertolongan pertama sama dengan tindakan pada luka bakar
karena api.

2. Luka sayat
Luka sayat tidak boleh dicuci dengan air, karena tindakan demikian
dapat memasukkan bibit penyakit ke dalam jaringan tubuh. Biarkanlah
perdarahan berlangsung sejenak, sehingga luka dibersihkan sendiri
oleh darah yang mengalir keluar, kemudian teteskan larutan
merkurokrom atau betadine ke dalam luka, dan tutuplah luka dengan
kain kasa steril. Pada luka sayat yang ternganga lebar dan disertai
perdarahan yang tidak berhenti segera minta pertolongan dokter. Luka
pada kepala biasanya disertai perdarahan deras. Ini dapat diatasi
dengan menekankan kain kasa atau sapu tangan steril erat-erat
kepada luka selama 3-5 menit.

3. Luka tusukan
Luka demikian biasanya kecil, tetapi dapat amat dalam. Mungkin juga
tusukan itu melukai alat-alat dalam rongga dada atau rongga perut.
Pada keadaan demikian luika hanya ditutup dengan kain kasa steril
dan korban segera dibawa ke dokter atau ke rumah sakit.

4. Tersengat arus listrik
Arus listrik yang melewati tubuh seseorang dapat m,enimbulkan
renjatan linstrik. Karena itu keadaan alat-alat perawatan kecantikan
yang menggunakan arus listrik, harus selalu diperhatikan, supaya
kerusakan kecil pun segera diketahui. Pada renjatan listrik, korban
akan pingsan, pernapasannya terhenti, kadang terjadi luka bakar uang
hebat, dan seringkali dijumpai perdarahan dari pembuluh darah kulit
halus pada tempat masuk dan keluarnya arus listrik.
Hubungan antara korban dan pengantar arus listrik segera
harus diputus, misal dengan mencabut stopkontak, memutar sakelar,
atau melepaskan sekering. Jika arus listrik tidak dapat diputuskan,
maka korban harus dilepaskan dari alat atau penghantar arus listrik
yang menempel padanya. Sewaktu melaksanakan tindakan ini,
penolong harus berpijak di tempat yang kering dan terdiri atas bahan
non-konduktor, sehingga tidak dapat dilalui arus listrik, tangan
penolong dibungkus. Dengan sebatang kayu yang kering dan cukup
panjang, kawat listrik dijauhkan dari korban atau korban ditarik pada
pakaiannya untuk menjauhkan dari penghantar arus listrik. Setelah
kontak dengan arus listrik terlepas, lakukan pernapasan buatan, jika
korban tidak dapat bernapas.

5. Mata kemasukan benda
Periksalah mata dengan mengangkat kelopak atas mata ke atas, dan
menarik kelopak bawah mata ke bawah. Bila benda itu berupa kotoran
yang terlihat pada permukaan dalam kelopak mata, maka dapat
diusahakan untuk mencoleknya keluar dengan menggunakan kain
bersih (ujung sapu tangan) yang telah dibasahi dengan air bersih. Bila
benda itu terdapat pada kelopak mata, jangan berusaha untuk
mengangkatnya. Tutuplah mata dengan pembalut steril dan korban
segera dibawa ke dokter.

6. Pingsan
Korban dibaringkan telentang dengan kepala lebih rendah daripada
tubuhnya. Perhatikan kebebasan jalan pernapasan korban. Lepaskan
atau longgarkan pakaiannya dan usahakan korban siuman dengan
menyurungkan larutan amoniak di bawah hidungnya. Bila korban
terbangun dari pingsannya, segera beri minum kopi atau teh hangat.
Bila korban pingsan lebih dari 2 menit, sebaiknya ditutup dengan
selimut agar tubuhnya tetap hangat, dan segera minta pertolongan
dokter.

7. Patah tulang
Patah tulang ada yang tertutup dan ada yang terbuka. Pada patah
tulang tertutup, kulit tetap utuh, tetapi pada patah tulang terbuka,
ujung-ujung tulang yang patah menusuk kulit, sehingga kelihatan
keluar.
Tanda-tanda patah tulang yaitu sakit pada tempat patah
terutama kalau digerakkan atau ditekan, gerakan seringkali tidak dapat
dilakukan, terjadi pembengkakan setempat, lengan atau tungkai yang
mengalami patah tulang, lebih pendek daripada sisi yang lain.
Sebelum korban dibawa ke rumah sakit, ia dibaringkan terlentang dan
ditutupi selimut untuk menghindari terjadinya renjatan. Jika ada
perdarahan, harus segera dihentikan. Segera lakukan fiksasi kedua
bagian tulang yang patah dengan memakai bidai. Balutan bidai harus
kuat, tetapi tidak boleh berada pada tempat yang patah.

1 comments: