Saturday, August 6, 2016

Hidup Tanpa Tujuan Sama Saja Seperti Mesin Rusak

         Keadaan sekarang menjadi semakin rumit. Aku bahkan tidak bisa menggunakan otakku untuk berfikir. Ada hal yang mengganggu pikiranku. Hari demi hari berlalu tapi tidak ada kemajuan yang aku alami. Mendadak aku bingung dengan apa tujuanku sebenarnya. “Hidup Tanpa Tujuan Sama Saja Seperti Mesin Rusak” HUGO. Kutipan itu mengingatkan kondisiku saat ini.

           Aku yang mulai kehilangan tujuan menggambarkanku layaknya mesin yang rusak. Ya, aku seperti mesin rusak yang tidak berguna. Aku selalu bingung dengan apa yang akan aku lakukan. Cita-citaku menjadi seorang programer, tapi hobby ku menulis dan menonton film. Sedangkan untuk menjadi programer aku harus fokus dan berfikir. Terkadang ini menjadi sangat sulit ketika tak ada seorangpun yang membantuku. Aku jenuh sekali berhadapan dengan kodingan, aku lebih suka menonton, aku lebih menyukai hal yang berwarna dan bergambar. Semakin lama aku semakin malas masuk kuliah.

         Aku berfikir bahwa sesering apapun aku masuk, itu semua percuma, aku tidak akan mengerti materi itu. Sifatku yang mudah bosanpun membuatku semakin terpuruk dikala ada tugas ngoding. Aku pun sering berfikir bahwa buat apa aku punya otak tapi tidak digunakan? Aku jarang mau berfikir, aku susah menangkap pelajaran yang butuh konsentrasi tinggi. Sewaktu SMP dulu, aku sempat memiliki cita-cita sebagai penulis, tapi itu hanya impian anak kacil kan? Aku sangat suka dengan teknologi, tapi aku juga sangat senang menulis.

       Memiliki hobby menonton dan menulis itu sangat menyenangkan. Aku dapat melupakan semua masalahku dengan cara itu. Entah bagaimana itu bisa terjadi, setiap kali aku menonton film action atau genre lain kesukaanku, aku merasa terhipnotis dan tidak mendengar apa-apa lagi. Aku bagaikan hidaup dalam film tersebut. Aku sangat senang dengan hobbyku itu, walaupun tidak sedikit orang yang menghinaku karena aku terlalu dianggap sedang "drama" didepan mereka. Mungkin karena tutur kataku dan pola pikirku yang sering kali meniru kalimat yang ada di dalam film.

        Selain itu menulis juga merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan bagiku. Menurutku, dengan menulis aku dapat membuang sedikit saja rasa beban dikepalaku. Waktu sangat cepat berlalu, aku tersadar sekarang umurku sudah kepala 2. Dulu aku sangat senang bermain, tapi harusnya sekarang aku sudah mulai menata masa depan. Tapi mengapa aku masih berasa umur 17an yang suka bermain-main. Mau sampai kapan aku begini terus? Kapan aku mulai serius mengatur hidupku? Kapan aku seperti mesin yang tidak rusak? Apa sebenarnya tujuan hidupku?

         Mengapa ada saja orang yang mampir, merusak tujuan yang semula sudah aku susun? Lalu dengan mudahnya dia pergi begitu saja seolah-olah tidak ada yang terjadi? Untuk saat ini tujuan hidupku hanyalah ingin berdiri diatas kakiku sendiri. Aku tidak pernah mau menyusahkan orang lain walaupun sebenarnya aku butuh. Aku merasa aku belum mampu berdiri sendiri dengan terpaan angin yang begitu kencang, namun aku tidak akan menyerah dan akan selalu berusaha. Don’t ever give up..

Tuesday, July 26, 2016

Kamu Harus Menyelesaikan Apa Yang Sudah Kamu Mulai

          Aku tidak mengerti apa yang sedang aku pikirkan akhir-akhir ini. Aku sering sekali merasa kebingungan. Entah apa yang sedang aku bingungkan. Terjun di dalam dunia IT mungkin merupakan hal tersulit yang pernah aku alami dan aku masih belum menemukan jalan keluarnya. Waktu SD dulu aku sangat senang belajar pelajaran IPA fisika, waktu SMP aku senang pelajaran IPA biologi. Kemudian aku banting stir masuk SMK jurusan tata busana. Mulai dari NOL merupakan hal yang tidak mudah. Tugas sering tidak sempurna mengerjakannya karena aku sama sekali tidak ada knowledge tentang busana. Sesampainya di Ujian Produktif, aku dapat menyelesaikan gaunku dengan baik, mungkin lebih baik dari bayanganku saat aku baru masuk sekolah itu.

           Lulus SMK sekarangpun aku kuliah banting stir lagi mengambil jurusan sistem informasi. Sekarang sudah berjalan 4 semester, tapi aku merasa belum bisa apa-apa. Aku merasa belajar sangat lambat. Ini merupakan hal tersulit yang belum bisa aku selesaikan. Apakah hanya sampai disini kemampuanku? dulu aku dapat menyelesaikan tantangan yang sangat sulit, yaitu membuat pakaian dan menghiasnya. Sementara cita-citaku sejak SD adalah terjun dalam bidang pengetahuan. Apakah bersekolah 3 tahun dalam jurusan tata busana menjadikanku lupa akan cita-citaku? Selama SMK aku dibentuk untuk fokus pada visual, menggambar, menghias. Lalu sekarang aku kesulitan untuk berfikir keras. Aku sangat kesulitan menghafal sesuatu yang asing bagiku. Akupun tidak bisa menangkap pelajaran jika hanya sebatas hitam diatas putih.

           Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Aku sudah mencoba belajar, tapi sungguh sangat sulit. Aku sudah berkali-kali belajar dengan senior, tapi ingatanku cepat sekali lupa. Aku bingung, apakah ada yang salah dengan ingatanku. Dulu sebelum kuliah aku berfikir seribu kali, karna sejak lulus, kepalaku sering sakit kalau sedang berfikir. Bahkan sakitnya sering parah sampai tidak bisa tidur. Disitu aku yakinkan aku bisa berfikir saat kuliah, nyatanya aku tidak bisa. Saat pelajaran pun kepalaku sering sakit jika sedang diberikan tugas. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Aku tidak mugkin mundur, aku harus menyelesaikan apa yang sudah aku mulai. Tapi ini sangat berat untukku.

         Disetiap aku jenuh, aku selalu ingat keluargaku. Aku harus bisa menjadi sarjana pertama di keluargaku. Aku tidak mengharapkan apapun selain keahlian. Dari dulu aku selalu ingin menguasai berbagai macam hal, contohnya dulu aku ingin sekali menguasai beberapa bahasa tapi sangat sulit sampai sekarang. Lalu sekarang aku sedang proses menguasai komputer. Aku sudah menguasai mesin jahit, dan ilmu busana lainnya, sekarang waktunya aku menambah keahlianku. Akupun tidak mau berhenti hanya menguasai dunia busana dan komputer, pekerjaanku sekarang membantuku untuk menguasai dunia retail.

        Aku belajar ilmu bisnis walau tidak banyak, aku terjun langsung dilapangan bagaimana dunia perdagangan itu berlangsung. Pekerjaanku menawarkan barang kepada customer memaksaku untuk aktif. Sedangkan aku yang mengidap penyakit Social Anxiety Disorder (SAD) sangat kesulitan untuk aktif bekerja dilapangan. Penyakitku memang tidak parah, tapi aku cukup terganggu dengan hal itu. Bagaimana bisa aku yang takut bertemu orang baru, takut keramaian, takut menatap orang baru, bekerja sebagai sales yang benar-benar harus bisa meyakinkan customer untuk membeli barang yang aku jual?

         Aku benar-benar kesulitan dalam hal ini, tapi aku paksa sebisa mungkin agar aku mendapat penjualan, agar aku tetap bekerja, agar aku punya nilai. Karna prinsipku adalah aku tidak mau menjadi yang terendah walaupun aku tidak bisa. “Do your best at any momment that you have” Cuma itu motto hidupku. Jadi walaupun aku tidak bisa, bukan berarti aku mau menjadi yang paling terbawah. Aku masih butuh pekerjaan ini untuk membayar kuliahku. Dan aku selalu mempertahankan produktifitasku sebagai sales karna aku tidak pernah mau menjadi orang yang tak bernilai walaupun dengan kondisi sakit SAD ini. Aku akan bertahan menjadi sales, karena dari dulu prinsipku adalah jangan berhenti kerja sebelum diberhentikan, dan AKU HARUS MENYELESAIKAN APA YANG SUDAH AKU MULAI.