Dua buah rodamu berputar
Memudahkan susunan kayu penuh beban berjalan
Dua buah keranjang rotan ku bawa bersamaan
Menyeimbangkan sebilah kayu ku pikul diam
Memudahkan susunan kayu penuh beban berjalan
Dua buah keranjang rotan ku bawa bersamaan
Menyeimbangkan sebilah kayu ku pikul diam
Kau tatap aku tajam
Disaat orang-orang datang kepadaku
Disaat orang-orang merasa senang akan keberadaanku
Dan tak lagi hiraukan akan dirimu
Disaat orang-orang datang kepadaku
Disaat orang-orang merasa senang akan keberadaanku
Dan tak lagi hiraukan akan dirimu
Marahmu karena rasa cemburu, tak hiraukan kebaikan yang ada pada diriku
Kau hina aku didepan mereka dengan mudahnya
Lambat laun semua pergi dan tak hiraukan lagi keberadaanku disini
Kau membuat hidupku jadi tak berguna
Kau pupuskan harapan dan impianku
Hanya karena kau tak suka denganku
Kau renggut semua kebahagian dengan menjauhkan semua dariku
Kau renggut semua kebahagian dengan menjauhkan semua dariku
Tanpa pernah kau tahu
Kita memikul beban yang berbeda
Kau berjalan dengan bantuan roda
Kita memikul beban yang berbeda
Kau berjalan dengan bantuan roda
Sedang aku berjalan dengan telapak kaki yang penuh luka
Akibat menahan beban berat dipundak
Puisi Karangan : Armajayanti_N
Penjabaran : Seorang pedagang buah yang tergolong memiliki keuangan yang cukup berjualan dengan menggunakan gerobak merasa sangat iri dengan seorang kakek penjual buah yang hanya berjualan menggunakan keranjang rotan dan dipikul kemana-mana karena pedagang tersebut lebih ramai dagangannya. Alhasil pedagang buah dengan gerobak tersebut memfitnah dan menjelek-jelekan saingannya itu sehingga dagangannya sepi. Sang pedagang keranjang pikul tersebut kini harus menderita karena tidak memiliki biaya pengobatan untuk cucunya yang sedang sakit
akibat dagangannya tak laku lagi.