Tuesday, July 26, 2016

Kamu Harus Menyelesaikan Apa Yang Sudah Kamu Mulai

          Aku tidak mengerti apa yang sedang aku pikirkan akhir-akhir ini. Aku sering sekali merasa kebingungan. Entah apa yang sedang aku bingungkan. Terjun di dalam dunia IT mungkin merupakan hal tersulit yang pernah aku alami dan aku masih belum menemukan jalan keluarnya. Waktu SD dulu aku sangat senang belajar pelajaran IPA fisika, waktu SMP aku senang pelajaran IPA biologi. Kemudian aku banting stir masuk SMK jurusan tata busana. Mulai dari NOL merupakan hal yang tidak mudah. Tugas sering tidak sempurna mengerjakannya karena aku sama sekali tidak ada knowledge tentang busana. Sesampainya di Ujian Produktif, aku dapat menyelesaikan gaunku dengan baik, mungkin lebih baik dari bayanganku saat aku baru masuk sekolah itu.

           Lulus SMK sekarangpun aku kuliah banting stir lagi mengambil jurusan sistem informasi. Sekarang sudah berjalan 4 semester, tapi aku merasa belum bisa apa-apa. Aku merasa belajar sangat lambat. Ini merupakan hal tersulit yang belum bisa aku selesaikan. Apakah hanya sampai disini kemampuanku? dulu aku dapat menyelesaikan tantangan yang sangat sulit, yaitu membuat pakaian dan menghiasnya. Sementara cita-citaku sejak SD adalah terjun dalam bidang pengetahuan. Apakah bersekolah 3 tahun dalam jurusan tata busana menjadikanku lupa akan cita-citaku? Selama SMK aku dibentuk untuk fokus pada visual, menggambar, menghias. Lalu sekarang aku kesulitan untuk berfikir keras. Aku sangat kesulitan menghafal sesuatu yang asing bagiku. Akupun tidak bisa menangkap pelajaran jika hanya sebatas hitam diatas putih.

           Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Aku sudah mencoba belajar, tapi sungguh sangat sulit. Aku sudah berkali-kali belajar dengan senior, tapi ingatanku cepat sekali lupa. Aku bingung, apakah ada yang salah dengan ingatanku. Dulu sebelum kuliah aku berfikir seribu kali, karna sejak lulus, kepalaku sering sakit kalau sedang berfikir. Bahkan sakitnya sering parah sampai tidak bisa tidur. Disitu aku yakinkan aku bisa berfikir saat kuliah, nyatanya aku tidak bisa. Saat pelajaran pun kepalaku sering sakit jika sedang diberikan tugas. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Aku tidak mugkin mundur, aku harus menyelesaikan apa yang sudah aku mulai. Tapi ini sangat berat untukku.

         Disetiap aku jenuh, aku selalu ingat keluargaku. Aku harus bisa menjadi sarjana pertama di keluargaku. Aku tidak mengharapkan apapun selain keahlian. Dari dulu aku selalu ingin menguasai berbagai macam hal, contohnya dulu aku ingin sekali menguasai beberapa bahasa tapi sangat sulit sampai sekarang. Lalu sekarang aku sedang proses menguasai komputer. Aku sudah menguasai mesin jahit, dan ilmu busana lainnya, sekarang waktunya aku menambah keahlianku. Akupun tidak mau berhenti hanya menguasai dunia busana dan komputer, pekerjaanku sekarang membantuku untuk menguasai dunia retail.

        Aku belajar ilmu bisnis walau tidak banyak, aku terjun langsung dilapangan bagaimana dunia perdagangan itu berlangsung. Pekerjaanku menawarkan barang kepada customer memaksaku untuk aktif. Sedangkan aku yang mengidap penyakit Social Anxiety Disorder (SAD) sangat kesulitan untuk aktif bekerja dilapangan. Penyakitku memang tidak parah, tapi aku cukup terganggu dengan hal itu. Bagaimana bisa aku yang takut bertemu orang baru, takut keramaian, takut menatap orang baru, bekerja sebagai sales yang benar-benar harus bisa meyakinkan customer untuk membeli barang yang aku jual?

         Aku benar-benar kesulitan dalam hal ini, tapi aku paksa sebisa mungkin agar aku mendapat penjualan, agar aku tetap bekerja, agar aku punya nilai. Karna prinsipku adalah aku tidak mau menjadi yang terendah walaupun aku tidak bisa. “Do your best at any momment that you have” Cuma itu motto hidupku. Jadi walaupun aku tidak bisa, bukan berarti aku mau menjadi yang paling terbawah. Aku masih butuh pekerjaan ini untuk membayar kuliahku. Dan aku selalu mempertahankan produktifitasku sebagai sales karna aku tidak pernah mau menjadi orang yang tak bernilai walaupun dengan kondisi sakit SAD ini. Aku akan bertahan menjadi sales, karena dari dulu prinsipku adalah jangan berhenti kerja sebelum diberhentikan, dan AKU HARUS MENYELESAIKAN APA YANG SUDAH AKU MULAI.